Create your own Animation/a>>Create your own AnimationPhotobucketToko Buku Online
bisnis gratisan
Peluang Anda Menuju Sukses
MENERIMA PENDAFTARAN LOKET PEMBAYARAN RESMI LISTRIK, TELKOM, PULSA, DLL (PPOB). Silahkan SMS NO. HP, NAMA DAN ALAMAT ANDA Sekarang!!! Buku Best Seler: 8 Etos Kerja Profesional (Jansen),Kepemimpinan Kepala Sekolah(Wahyudi),Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional(Mulyasa),Menjadi Guru Profesional(Mulyasa), Kemampuan Profesional Guru & Tenaga Kependidikan(Sagala), Profesionalisasi & Etika Profesi Guru(Danim), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif(Trianto), Model-Model Pembelajaran Mutakhir(Isjoni), Analisa Data Penelitian Menggunakan SPSS(Sarwono). Ingin pesan minimal 3 buku dgn judul yang berbeda

Rabu, 19 Oktober 2011

Peran Guru Sebagai Pembimbing


Perubahan paradigma pembelajaran dari pembelajaran pasif (teacher-centered) ke pembelajaran aktif (student-centered), menghendaki adanya perubahan peran guru dalam proses pembelajaran. Salah satu peran yang harus dijalankan guru adalah sebagai pembimbing. Peran guru sebagai pembimbing pada dasarnya adalah peran guru dalam upaya membantu siswa  agar dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya melalui hubungan interpersonal yang akrab dan saling percaya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya.
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif.  Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing.
Hubungan guru dan siswa seperti halnya seorang petani dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat berbuah dengan menarik batang atau daunnya. Tanaman itu akan berbuah manakala ia memiliki potensi untuk berbuah serta telah sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga agar tanaman itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat, yaitu dengan cara menyemai, menyiram, memberi pupuk dan memberi obat pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan seorang guru. Guru tidak dapat memaksa agar siswanya jadi ”itu” atau jadi ”ini”. Siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai pembimbing. Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya
Lebih jauh, Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).  Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional. Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa yang mungkin bisa dibimbing oleh guru yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.
Dalam konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di sekolah, peran dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :
  • Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
  • Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
  • Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor.
  • Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor memerlukan pelayanan khusus. seperti pengajaran/latihan perbaikan,  dan program pengayaan.
  • Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
  • Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
  • Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
  • Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Jika melihat realita bahwa di Indonesia jumlah  tenaga konselor profesional memang masih relatif terbatas, maka  peran guru sebagai pembimbing tampaknya menjadi penting. Ada atau tidak ada konselor profesional  di sekolah, tentu   upaya pembimbingan terhadap siswa mutlak diperlukan. Jika kebetulan di sekolah sudah tersedia tenaga konselor profesional, guru bisa bekerja sama dengan konselor bagaimana seharusnya membimbing siswa di sekolah. Namun jika belum, maka kegiatan pembimbingan siswa tampaknya akan bertumpu pada guru.
Agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai pembimbing, berikut ini  beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  1. Guru harus memiliki  pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya pemahaman  tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak, dan latar belakang kehidupannya. Pemahaman ini sangat penting, sebab akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka.
  2. Guru dapat memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan keunikan yang dimilikinya.
  3. Guru seyogyanya  dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan saling percaya, termasuk di dalamnya berusaha menjaga kerahasiaan data siswa yang dibimbingnya, apabila data itu bersifat pribadi.
  4. Guru senantiasa memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengkonsultasikan berbagi kesulitan yang dihadapi siswanya, baik ketika sedang berada di kelas maupun di luar kelas.
  5. Guru sebaiknya dapat memahami prinsip-prinsup umum konseling dan menguasai teknik-tenik dasar konseling untuk kepentingan pembimbingan siswanya, khususnya ketika siswa mengalami kesulitan-kesulitan tertentu dalam belajarnya.
Semoga Bermanfaat..!

Sabtu, 08 Oktober 2011

Evaluasi Guru Bersertifikat Dimulai Tahun 2012


Diklat Sertifikasi Guru
Rencana Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) untuk mengevaluasi guru yang sudah tersertifikasi nampaknya bakal segera terwujud. Kini, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP-PMP) sudah menyiapkan dasar hukum dan indikator penilaian.
Ada 2 sistem yang dipakai untuk mengevaluasi guru bersertifikat tersebut. Pertama, menggunakan sistem offline. Dimana, penilaian dilakukan di tingkat sekolah oleh Kepala Sekolah dan guru senior atau berprestasi. Kedua menggunakan sistem online. Setiap guru diminta menjawab soal yang ada di dalam modul. Jawaban tersebut langsung dimasukan dalam program NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan).
Kepala BPSDMP-PMP Syawal Gultom mengatakan, evaluasi tersebut dilakukan 2012 mendatang. Tidak hanya guru, kebijakan serupa juga belaku untuk kepala sekolah.
Data Kemendiknas menunjukan, jumlah guru hingga November 2010 mencapai 2.791.204. Sementara guru yang sudah tersertifikasi hanya 746.700 orang. Rinciannya, 623.056 guru S1/S2/S3, belum S1 usia di atas 50 tahun dan masa kerja di atas 20 tahun 840 orang, dan guru belum S1 golongan IVa 113.804 orang.
”Berdasarkan analisis kebutuhan. Kebutuhan guru seperti apa? Bagaimana kita yakini kinerja guru yang selama ini disinyalir bersertifikasi dengan tunjangan profesi cukup besar diduga sementara belum bisa meningkatkan kualitas guru, suasana belajar di sekolah. Belum ada perubahan signifikan dari guru setelah tersertifikasi,” papar Syawal di Jakarta, kemarin (23/9).
Pertanyaan besarnya, tambah Syawal, apa yang harus dilakukan jika guru belum bisa merubah kinerja setelah sertifikasi. Hal tersebut dapat dijawab dengan pemetaan kinerja guru. Misalnya, dengan penilaian.
”Dengan sistem (penilaian) baru, dimana saja indikator guru yang lemah. Misalnya, kompetensi pedagogik. Selama kita tidak bisa melakukan pengukuran dengan baik susah,” ujar mantan Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) ini.
Untuk melakukan penilaian, tambah Syawal, tidak hanya orang saja yang diobservasi. Tapi, sebelumnya dibuat perencanaan pembelajaran dengan benar. Selama dilakukan evaluasi, tidak akan ada penundaan dan penghentian sertifikasi.
Dia menjelaskan, ada 4 kriteria yang dievaluasi. Yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional. Keempat hal tersebut memiliki indikator tertentu.
”Kinerja guru itu perpaduan dari 4 kompetensi dalam bentuk aksi. Ketika melayani murid di kelas, keempatnya ini saling mempengaruhi. Instrumen sudah ada,” katanya.
Dirinya menjamin, dengan penilaian sistem online ini bisa mengurangi upaya oknum untuk memanipulasi peserta sertifikasi. ”Nanti sistem yang akan mengurutkan sendiri peserta sertifikasi. Tidak akan terjadi kolusi apapun,” katanya.
Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Unifah Rosyidi menambahkan, penilaian kinerja guru ini merupakan prioritas. Terutama yang pascasertifikasi. Dasar hukumnya adalah Permen PAN dan RB nomor 16/2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.
”Evaluasi ini efektif 2013. Sudah ada sanksi nantinya jika guru bersertifikat tidak berkualitas,” terangnya.
Evaluasi tersebut, tegasnya, ada konsekuensi terhadap tunjangan profesi, peningkatan karir, dan jabatan fungsional guru. Rancangan sudah dibuat.
”Bagaimana instrumen mulai dari pusat melakukan TOT. Dalam Permen PAN dan yang menilai Kepsek. Tapi kalau hanya Kepsek sulit, karena tugasnya banyak. Instrumen ada observasi. Kita buat Juknis. Nanti Kepsek dibantu senior,” jelasnya.
Untuk memastikan penilaian tersebut tidak bersifat administrasi, katanya, kerangka besar ini mendrive guru tersebut bahwa tunjangan profesi baik. Tapi, tunjangan ini tidak hanya diterima tanpa perform dengan baik. ”Perform ini lagi kita siapkan,” urainya.
BPSDMP-PMP, tuturnya, sudah membuat sistem penetapan sertifikasi guru. Guru bisa update sendiri kompetensi dan kinerjanya. Gerakan ini sudah dilakukan tahun lalu. Walau, menimbulkan gejolak di lapangan.
”Jika 2 tahun tidak perform dengan baik kita kurangi jam belajar. Dengan begitu tidak akan mendapatkan tunjangan profesi. Kita balikin ke dinas ini karena tidak layak sebagai guru. Walau sertifikasi 1 kali tapi by sistem otomatis guru tidak mengantongi sertifikasi,” katanya. ***
Semoga Bermanfaat....!!!
Dapatkan juduk skripsi di www.mayaspib.blogspot.com

Rabu, 05 Oktober 2011

Tipe dan Gaya Kepribadian Manusia

Menurut Paul Gunadi (2005) kepriobadian seseorang dapat dikelompokkan kepada sejumlah tipe sebagi berikut:
  • Tipe Sanguin. Seseorang dengan tipe sangunin memiliki ciri-ciri antara lain, kuat, bersemangat, bergairah dan dapat menciptakan suasana gembira. Di sampin itu orang dengan tipe ini memiliki kelemahan yaitu cenderung impulsif, bertindak sesuai dengan emosinya atau keinginannya, sangat mudah dipemgaruhi oranglain dan kurang bisaa menguasai diri.

  • Tipe Flegmatik. Seseorang dengan tipe ini memiliki ciri-ciri: cenderung tenang, gejolak emosinya tidak tampak, dapat menguasai diri dengan baik, lebih introspektif, memikirkan ke dalam, dan mampu melihat masalah yang terjadi disekitarnya. Orang dengan tipe ini memiliki kelemahan, yaitu cenderung mengambil yang mudahnya saja dan tidak mau susah-susah, oleh karena itu mereka kurang mau berkorban dan cenderung egois.
  • Tipe Melankolik. Seseorang dengan tipe ini memiliki ciri-ciri yaitu terobsesi dengan karyanya yang paling bagus dan paling sempurna, mengerti estetika, perasaan sangat kuat dan sangat sensitif. Kelemahannya adalah sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan cenderung kehidupannya sehari-hari diwarnai perasaan murung. Oleh karena itu orang tipe ini tidak mudah terangkat, senang atau tertawa terbahak-bahak.
  • Tipe Kolerik. Orang dengan tipe ini memiliki ciri antara lain cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, mempunyai disiplin kerja tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia, bertanggung jawab dengan tugas yang dibebankan padanya. Kelemahannya ia kurang mampu merasakan perasaan orang lain dan kurang kasihan pada orang yang menderita.
  • Tipe Asertif. Orang dengan tipe ini mampu menyatakan pendapat atau ide serta gagasannya secara tegas, kritis, namun perasaannya halus sehingga tidakmenyakiti perasaan orang lain. Perileku mereka adalah berjuang mempertahankan hak sendiri, teapi tidak sampai m mengabikan apalagi mengancam orang lain. Karena ini tipe ideal, tentu tidak banyak ditemukan kelemahnnya.


Sementara itu gaya kepribadian seseorang dapat dibagi menjadi 12 tipe (Gregory; 2005), yaitu:
  • Kepribadian yang mudah menyesuaikan diri
Seseorang dengan gaya ini mudah meyesuiakan diri, karena dia memandang hidup ini sebagi perayaan dan setiap harinya sebagai pesta yang berpindah. Orang ini komunikatif, bertanggung jawab, ramah, santun dan memprhatikan perasan orang lain, jarang agresif, kompetitif dan destruktif.
  • Kepribadian yang Berambisi
Orang ini memang penuh ambisi terhadap semua hal, mereka menyambut tantangan, berkompetisi dengan senang hati dan sengaja. Kadang-kadang secara terbuka menunjukkan sikap agresif. Ia cendrung bersikap hati-hati.
  • Kepribadian yang Mempengaruhi
Orang ini menunjukkan keprcayaan diri dan berdikari serta mendekati setiap tugas dalam hidup dengan cara seksama, tuntas dan sistematis dan efisien.
  • Kepribadian yang Berprestasi
Orang ini menghendaki kesempatan untuk bermain dengan baik dan cemerlang. Jika mungkin untuk mempesonakan yang lain agar mendapatkan sambutan yang baik, kasih sanyang dan tepuk tangan orang lain, dalam hal ini berarti menerima. Mereka memandang hidup dengan selera kuat untuk melakukan hal yang menarik baginya.
  • Kepribadian yang Idealis
Orang ini melihat hidup ini dengan dua cara, yakni hidup sebagaiman nyata adanya dan hisup sebagiman aseharusnya.
  • Kepribadian yang Sabar
Orang ini memang sabar (hampir tidak pernah putus asa), ramah tamah, dan rendah hati. Mereka jarang sekali tinggi hati dan kasar. Mereka menghargai kepercayaan, kebenaran dan selalu penuh harapan.
  • Kepribadian yang Mendahului
Orang ini menjunjung tinggi kualitas. Mereka yakin bahwa dia adalah seorang manusia yang mempunyai syarat yang cukup dan akan berhasil dalam melaksanakan tugas apa mereka terima.
  • Kepribadian yang Perseptif
Orang ini cepat tanggap terhadap rasa sakit dan kekurangan baik yang dialaminya sendiri m aupun dialami orang lain, sekalipun orang itu asing bagi dirinya. Mereka biasanya bersahaja, jujur dan menyenangkan, ramah tamah dan tanggap, setia dan adil, seorang teman sejati yang persahabatannya tahan lama.
  • Kepribadian yang Peka
Orang ini suka termenung, berintrospeksi, dan sangat peka terhadap suasana jiwa dan sifat-sifatnya sendir, perasaan dan pikirannya. Dan dia juag memiliki kepekaan terhadap suasana jiwa, sifat dan pikiran orang lain.
  • Kepribadian yang Berketetapan
Orang ini menekankan pada landasan dari gaya kepribadiannya yaitu kebenaran, tanggung jawab dan kehormatan. Dalam segala hal mereka berusaha melakukan hal yang benar, bertanggung jawab, dengan demikian mereka pantas mendapt kehormatan dari keluarga, teman dan atasan.
  • Kepribadian yang Ulet
Orang ini memandang hidup sebagai suatu perjalanan atau ziarah. Setiap hari dia melangkah maju di atas jalan hidup ini dengan harapan besar mampu mampu mewujudkan harapan dan cita-citanya, sambil menguatkan keyakinannya.
  • Kepribadian yang Berhati-hati
Orang ini teliti, berhati-hati, tuntas, dan senantiasa mencoba menunaikan kewajibannya secara sosial dalam pekerjaan sebagai warga negara atau yang ada hubungan dengan masalah-masalah keuangan.

Semoga Bermanfaat...!!!

Ada masalah dengan kesehatan kunjungi kami di www.herbalzakir.blogspot.com