Create your own Animation/a>>Create your own AnimationPhotobucketToko Buku Online
bisnis gratisan
Peluang Anda Menuju Sukses
MENERIMA PENDAFTARAN LOKET PEMBAYARAN RESMI LISTRIK, TELKOM, PULSA, DLL (PPOB). Silahkan SMS NO. HP, NAMA DAN ALAMAT ANDA Sekarang!!! Buku Best Seler: 8 Etos Kerja Profesional (Jansen),Kepemimpinan Kepala Sekolah(Wahyudi),Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional(Mulyasa),Menjadi Guru Profesional(Mulyasa), Kemampuan Profesional Guru & Tenaga Kependidikan(Sagala), Profesionalisasi & Etika Profesi Guru(Danim), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif(Trianto), Model-Model Pembelajaran Mutakhir(Isjoni), Analisa Data Penelitian Menggunakan SPSS(Sarwono). Ingin pesan minimal 3 buku dgn judul yang berbeda

Kamis, 03 Maret 2011

Menjadi Pemimpin Pendidikan Yang Efektif

Oleh : Zakir Hubulo,S.Sos,M.Pd
Waka Hubmas MA Yaspib Bitung


     Menghadirkan seorang pemimpin yang efektif merupakan dambaan banyak organisasi, termasuk sekolah. Oleh karena fenomena kepemimpinan itu bersifat multikompleks dan unik, maka tidak terlalu mudah untuk merekrut pemimpin yang benar-benar memenuhi persyaratan yang ideal. Persyaratan ideal seorang pemimpin sangat mungkin bisa disusun melalui bebarapa kajian seperti pendidikan akademik, lamanya bekerja dan status kepangkatan/golongan jika calon pemimpin berasal dari kalangan PNS. Namun, tetap saja ada bolong-bolongnya, ketika mereka yang dipandang paling memenuhi syaratpun berhasil direkrut. Yang lebih memprihatinkan lagi jika ada calon pemimpin yang di rekrut tidak mempunyai keahlian untuk menjadi seoarang pemimpin melainkan hanya direkrut berdasarkan faktor balas jasa, faktor kedekatan, faktor setoran uang dll.
        Dalam perkembangan pendidikan saat ini, seorang pemimpin pendidikan (kepala sekolah) direferensikan harus mampu mengidentifikasi perubahan yang akan terjadi, mampu memahami konteks lingkungan organisasi mereka sehingga akan dapat melihat kecenderungan hal-hal yang baru untuk dikembangkan. Seorang kepala sekolah harus mencari atau menguji pendekatan dan menyusun berbagai strategi baru untuk memimpin. Penyesuaian diri, belajar, dan kemampuan beradaptasi tidak lagi dapat dipahami sebagai kebutuhan kecil dan mekanisme kerja semata, melainkan merupakan suatu keharusan.
Dalam banyak kasus, seorang kepala sekolah tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Orientasinya untuk menjadi kepala sekolah hanyalah bagaimana berusaha agar sekolahnya bisa mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah atau dari lembaga-lembaga keuangan lainnya, sehingga tugas-tugas lain seperti memotivasi, menginspirasi, mendukung, memberdayakan dan mengembangkan bawahan kearah tujuan organisasi sekolah terabaikan begitu saja. Yang lebih parah lagi ada kepala sekolah tidak mengetahui kompetensi yang harus ia miliki untuk dapat menjalankan roda organisasi yang dipimpinnya. Kalau seorang kepala sekolah sudah seperti itu apa lagi yang harus diharapakan oleh guru-guru, peserta didik, orang tua dan stakehorder lainnya.
        Suatu organisasi yang sehat tentunya akan mewujudkan budaya organisasi yang bagus. Wujud organisasi yang bagus apabila di dukung oleh kepemimpinan, manajemen dan pengelolaan adminstrasi yang bagus, kokoh dan tangguh. Seperti kita ketahui bersama bahwa dalam diri setiap manusia ada kekuatan dan kelemahan masing-masing. Ada orang yang memiliki ruhiah, jiwa dan jasmanii yang sama-sama sehat. Ada orang yang ruhiah dan jiwanya saja yang sehat sedangkan jasmaniahnya lemah atau sering sakit. Ada orang yang ruhiah dan jasmaniahnya yang sehat sedangkan jiwanya lemah atau sakit. Dan begitu juga sebaliknya tidak sedikit orang yang memiliki ruhiah, jiwa dan jasmani yang sama-sama lemah atau sakit.
            Keadaan seperti diatas dapat kita rujuk dalam Al-Kitab ( Perjanjian Lama) maupun dalam Al-Qur’an tentang kelebihan dan kelemahan para Nabi dan Rasul. Para Nabi dan Rasul diyakini oleh umat beragama sebagai figur-figur pilihan Tuhan yang sangat berperan sebagai manusia teladan dan sempurna pada zamannya dan wilayahnya masing-masing, namun kenyataannya setiap Nabi dan Rasul tersebut memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Cermatilah bagaimana kekuatan dan kelemahan dari Nabi Ayub a.s, yang memiliki kekuatan jiwa tapi lemah fisiknya akibat selama 16 tahun tubuhnya digerogoti berbagai penyakit. Nabi Musa a.s, memiliki ruh dan fisik yang kuat tetapi lemah jiwanya akibat tidak memiliki kesabaran untuk mengikuti Nabi Khidir a.s.
Nabi Isa a.s. memiliki ruhiah yang sangat kuat sehingga diberi gelar “Ruhul Kudus”, namun secara fisik Nabi Isa a.s. lemah karena tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Isa sebagai panglima perang. Nabi Syuaib a.s. yang dikenal memiliki kekuatan ruh, jiwa dan jasmani yang seimbang namun beliau lemah dalam beraktivitas untuk kaumnya. Sedangkan Nabi Muhammad Saw, memiliki fisik, jiwa dan ruh yang kuat, sehingga seimbang sebagai pahlawan dalam medan perang, sabar dalam berdakwah dan mampu menerima wahyu dalam tataran yang tingkat tinggi seperti peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
         Gambaran yang penulis paparkan diatas menunjukkan bahwa setiap diri manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Demikian juga dalam setiap organisasi, termasuk organisasi sekolah, tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada sekolah yang sistem administrasi dan kepemimpinanya bagus, namun manajemennya lemah. Ada sekolah yang administrasi dan manajemennya lemah tetapi kepemimpinannya kuat dan ada pula yang ketiga-tiganya sama-sama lemah atau bahkan sama-sama kuat. Bahkan juga tidak sedikit sekolah yang memiliki kepemimpinan, manajemen dan adminsitrasi yang sehat dan baik namun kurang memiliki moral, budaya dan lingkungan yang sehat, demikian sebaliknya.
            Untuk itu, disinilah sebenarnya esensi bahwa suatu organisasi atau sekolah tidak akan pernah di pimpin oleh orang yang tanpa cela. Oleh karena itu untuk meminimalisir cela-cela tersebut, ada beberapa ciri-ciri yang diharapkan dapat dilaksanakan untuk menjadi pemimpin pendidikan yang efektif yaitu:
1. Jujur.
Kejujuran akan dapat meningkatkan derajat kredibilitas pemimpin, sehingga dapat membangkitkan kepercayaan dan keyakinan banyak orang kepada mereka. Para bawahan ( guru-guru dan staf ) ikut merasa kebanggaan yang lebih pada pemimpin yang jujur dan kredibel dalam organisasi sekolah. Mereka menghendaki pemimpin yang lebih kuat semangatnya dalam kerjasama serta lebih menonjolkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab dalam tugas masing-masing.
2. Melakukan apa yang mereka katakan.
Melakukan apa yang dikatakan merupakan suatu hal yang mudah tapi sulit untuk ditindaklanjuti. Seorang pemimpin diharapkan ketika mengatakan sesuatu kepada bawahan ( guru dan staf) wajib harus dilaksanakan. Jika hal ini tidak dilaksanakan tentunya akan menjadi penilaian negatif dari bawahan dan bahkan akan diberi gelar sebagai pemimpin yang suka berbohong, pendusta dll.
3. Menepati janji dan melaksanakan
Menepati janji merupakan suatu kewajiban bagi seorang pemimpin. Para bawahan akan menaruh perhatian kepada setiap pemimpin yang akan menepati janji-janji yang pernah diutarakan kepada setiap bawahannya. Dan tentunya tidak diragukan lagi menepati janji selain tanda dari keistiqamahan ia juga merupakan tiang dari kepercayaan seseorang. Kalau menepati janji tidak ada maka istiqamah dan kepercayaan juga tidak ada.
4. Memastikan tindakan-tindakan secara konsisten dengan komunitas yang dipimpinnya.
5. Memiliki gagasan yang jelas mengenai apa yang orang lain nilai dan apa yang bisa mereka lakukan.
6. Percaya pada nilai yang melekat pada diri orang lain.
7. Mengakui kesalahan. Pemimpin harus menyadari bahwa mencoba untuk menyembunyikan kesalahan adalah merusak dan mengikis kredibilitas.
8. Menciptakan iklim saling percaya dan terbuka.
9. Membantu orang lain untuk menjadi sukses dan merasa diberdayakan.
10. Mendorong bawahan untuk berbuat lebih banyak, tapi mengetahui kapan dorongan itu menjelma sebagai desakan terlalu banyak.
11. Menyingsingkan lengan baju mereka. Pemimpin menunjukkan bahwa bawahan yang ada tidak hanya sebagai boneka dan berusaha untuk memberdayakan bawahan disetiap kegiatan sehingga mereka merasakan bahwa setiap kegiatan dan keputusan yang diambil merupakan hasil kerja bersama. Maka dengan demikian pemimpin akan lebih dihormati dan bawahan akan merasa kehilangan ketika pemimpin tidak berada di tempat.
12. Menghindari ungkapan-unagkapan yang dapat menimbulkan kebencian , keengganan dan resistensi.
13. Berusaha menekan konflik sekecil-kecilnya dan bahkan berusaha meniadakan konflik. Jika konflik masih saja muncul maka pemimpin dapat menyelesaikan dengan cara kerjasama(cooperation),menghindar (avoidance), kompetisi (competition), kompromi (compromise), menyesuaikan (accomodation), dominasi (domination), kaloborasi (collaboration), pemecahan masalah (problem-solving) dan mendesaian ulang organisasi (organization-redesign).
             Oleh karena itu untuk menjadi pemimpin pendidikan yang efektif merupakan dambaan banyak orang. Pemerintah dan penyelenggra pendidikan lainnya, pemodal, pendiri yayasan atau siapa saja yang memiliki akses untuk merekrut calon pemimpin pendidikan juga mendambakan hadirnya seorang pemimpin yang mampu bekerja efektif. Jadilah seorang pemimpin, bukan menjadi korban dari pemimpin, jangan menyalahkan orang lain atau mencari kambing hitam. Ingat kemampuan pribadi untuk menjadi pemimpin dimulai dengan menguasai diri ( baca: http://zakir-iqra.blogspot.com/2011/02/perbaikilah-dirimu-dahulu.html), hindarilah menjadi korban paradigma yang keliru, seperti afirmatif, menonjolkan kepentingan pribadi, tidak bervisi, malas, asal-asalan dan sebagainya. Tanamkan komitmen satu jam perhari untuk pembaharuan pribadi, luangkan waktu untuk kebutuhan rohani, fisik dan pertumbuhan professional. Maka hanya dengan perilaku pemimpin yang demikianlah yang akan dapat majukan organisasi pendidikan saat ini dan di masa yang akan datang. Semoga…..!!!

Daftar Bacaan:

Danim, Sudarman. 2010. Kepemimpinan Pendidikan: Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku     Motivasional, dan Mitos. Alfabeta. Bandung.

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Dalam Organisasi Pembelajar. Alfabeta.Bandung.

Mulyono. 2008. Manajemen Adminsitrasi & Organisasi Pendidikan

Semoga bermanfaat…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar