Create your own Animation/a>>Create your own AnimationPhotobucketToko Buku Online
bisnis gratisan
Peluang Anda Menuju Sukses
MENERIMA PENDAFTARAN LOKET PEMBAYARAN RESMI LISTRIK, TELKOM, PULSA, DLL (PPOB). Silahkan SMS NO. HP, NAMA DAN ALAMAT ANDA Sekarang!!! Buku Best Seler: 8 Etos Kerja Profesional (Jansen),Kepemimpinan Kepala Sekolah(Wahyudi),Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional(Mulyasa),Menjadi Guru Profesional(Mulyasa), Kemampuan Profesional Guru & Tenaga Kependidikan(Sagala), Profesionalisasi & Etika Profesi Guru(Danim), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif(Trianto), Model-Model Pembelajaran Mutakhir(Isjoni), Analisa Data Penelitian Menggunakan SPSS(Sarwono). Ingin pesan minimal 3 buku dgn judul yang berbeda

Selasa, 22 November 2011

Download Kisi-Kisi Soal Semester I

Untuk membantu anda dalam mengerjakan soal yang akan diujiankan pada semester I ( Ganjil ) maka bersama ini kami lampirkan kisi-kisi soal yang siap anda download di bawah ini:

  1.  Kisi-Kisi Soal Sosiologi Kelas X
  2. Kisi-Kisi Soal Sosiologi Kelas XI
  3. Kisi-Kisi Soal Sosiologi Kelas XII
  4. Kisi-Kisi Soal Ekonomi Kelas X
  5. Kisi-Kisi Soal Sejarah Kelas X


Rabu, 02 November 2011

Informasi Calon Peserta Sertifikasi Guru 2012


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMP dan PMP) telah merilis daftar guru yang dianggap telah memenuhi persyaratan sebagai bakal calon peserta sertifikasi guru tahun 2012.  sesuai database NUPTK per tanggal 30 september 2011.
Untuk mengetahui persyaratan dan prosedur perbaikan data NUPTK, silahkan klik tautan di bawah ini.
Untuk  melihat daftar nama peserta yang layak sertifikasi guru 2011 berdasarkan Provinsi dan Kabupaten silahkan klik tautan di bawah ini.
Informasi Calon Peserta Setifikasi Guru 2012
Caranya Anda tinggal memilih Provinsi dan Kabupaten yang sesuai dengan pilihan Anda dalam kolom yang telah disediakan ( lihat tanda lingkaran merah), lalu klik  Tampilkan.  Selanjutnya akan muncul nama para calon dan  Anda bisa  menelusuri sendiri nama-nama  peserta yang ingin Anda  ketahui.
Semoga dapat bermanfaat...!!!!

Rabu, 19 Oktober 2011

Peran Guru Sebagai Pembimbing


Perubahan paradigma pembelajaran dari pembelajaran pasif (teacher-centered) ke pembelajaran aktif (student-centered), menghendaki adanya perubahan peran guru dalam proses pembelajaran. Salah satu peran yang harus dijalankan guru adalah sebagai pembimbing. Peran guru sebagai pembimbing pada dasarnya adalah peran guru dalam upaya membantu siswa  agar dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya melalui hubungan interpersonal yang akrab dan saling percaya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya.
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif.  Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing.
Hubungan guru dan siswa seperti halnya seorang petani dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat berbuah dengan menarik batang atau daunnya. Tanaman itu akan berbuah manakala ia memiliki potensi untuk berbuah serta telah sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga agar tanaman itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat, yaitu dengan cara menyemai, menyiram, memberi pupuk dan memberi obat pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan seorang guru. Guru tidak dapat memaksa agar siswanya jadi ”itu” atau jadi ”ini”. Siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai pembimbing. Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya
Lebih jauh, Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).  Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional. Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa yang mungkin bisa dibimbing oleh guru yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.
Dalam konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di sekolah, peran dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :
  • Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
  • Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
  • Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor.
  • Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor memerlukan pelayanan khusus. seperti pengajaran/latihan perbaikan,  dan program pengayaan.
  • Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
  • Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
  • Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
  • Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Jika melihat realita bahwa di Indonesia jumlah  tenaga konselor profesional memang masih relatif terbatas, maka  peran guru sebagai pembimbing tampaknya menjadi penting. Ada atau tidak ada konselor profesional  di sekolah, tentu   upaya pembimbingan terhadap siswa mutlak diperlukan. Jika kebetulan di sekolah sudah tersedia tenaga konselor profesional, guru bisa bekerja sama dengan konselor bagaimana seharusnya membimbing siswa di sekolah. Namun jika belum, maka kegiatan pembimbingan siswa tampaknya akan bertumpu pada guru.
Agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai pembimbing, berikut ini  beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  1. Guru harus memiliki  pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya pemahaman  tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak, dan latar belakang kehidupannya. Pemahaman ini sangat penting, sebab akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka.
  2. Guru dapat memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan keunikan yang dimilikinya.
  3. Guru seyogyanya  dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan saling percaya, termasuk di dalamnya berusaha menjaga kerahasiaan data siswa yang dibimbingnya, apabila data itu bersifat pribadi.
  4. Guru senantiasa memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengkonsultasikan berbagi kesulitan yang dihadapi siswanya, baik ketika sedang berada di kelas maupun di luar kelas.
  5. Guru sebaiknya dapat memahami prinsip-prinsup umum konseling dan menguasai teknik-tenik dasar konseling untuk kepentingan pembimbingan siswanya, khususnya ketika siswa mengalami kesulitan-kesulitan tertentu dalam belajarnya.
Semoga Bermanfaat..!

Sabtu, 08 Oktober 2011

Evaluasi Guru Bersertifikat Dimulai Tahun 2012


Diklat Sertifikasi Guru
Rencana Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) untuk mengevaluasi guru yang sudah tersertifikasi nampaknya bakal segera terwujud. Kini, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP-PMP) sudah menyiapkan dasar hukum dan indikator penilaian.
Ada 2 sistem yang dipakai untuk mengevaluasi guru bersertifikat tersebut. Pertama, menggunakan sistem offline. Dimana, penilaian dilakukan di tingkat sekolah oleh Kepala Sekolah dan guru senior atau berprestasi. Kedua menggunakan sistem online. Setiap guru diminta menjawab soal yang ada di dalam modul. Jawaban tersebut langsung dimasukan dalam program NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan).
Kepala BPSDMP-PMP Syawal Gultom mengatakan, evaluasi tersebut dilakukan 2012 mendatang. Tidak hanya guru, kebijakan serupa juga belaku untuk kepala sekolah.
Data Kemendiknas menunjukan, jumlah guru hingga November 2010 mencapai 2.791.204. Sementara guru yang sudah tersertifikasi hanya 746.700 orang. Rinciannya, 623.056 guru S1/S2/S3, belum S1 usia di atas 50 tahun dan masa kerja di atas 20 tahun 840 orang, dan guru belum S1 golongan IVa 113.804 orang.
”Berdasarkan analisis kebutuhan. Kebutuhan guru seperti apa? Bagaimana kita yakini kinerja guru yang selama ini disinyalir bersertifikasi dengan tunjangan profesi cukup besar diduga sementara belum bisa meningkatkan kualitas guru, suasana belajar di sekolah. Belum ada perubahan signifikan dari guru setelah tersertifikasi,” papar Syawal di Jakarta, kemarin (23/9).
Pertanyaan besarnya, tambah Syawal, apa yang harus dilakukan jika guru belum bisa merubah kinerja setelah sertifikasi. Hal tersebut dapat dijawab dengan pemetaan kinerja guru. Misalnya, dengan penilaian.
”Dengan sistem (penilaian) baru, dimana saja indikator guru yang lemah. Misalnya, kompetensi pedagogik. Selama kita tidak bisa melakukan pengukuran dengan baik susah,” ujar mantan Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) ini.
Untuk melakukan penilaian, tambah Syawal, tidak hanya orang saja yang diobservasi. Tapi, sebelumnya dibuat perencanaan pembelajaran dengan benar. Selama dilakukan evaluasi, tidak akan ada penundaan dan penghentian sertifikasi.
Dia menjelaskan, ada 4 kriteria yang dievaluasi. Yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional. Keempat hal tersebut memiliki indikator tertentu.
”Kinerja guru itu perpaduan dari 4 kompetensi dalam bentuk aksi. Ketika melayani murid di kelas, keempatnya ini saling mempengaruhi. Instrumen sudah ada,” katanya.
Dirinya menjamin, dengan penilaian sistem online ini bisa mengurangi upaya oknum untuk memanipulasi peserta sertifikasi. ”Nanti sistem yang akan mengurutkan sendiri peserta sertifikasi. Tidak akan terjadi kolusi apapun,” katanya.
Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Unifah Rosyidi menambahkan, penilaian kinerja guru ini merupakan prioritas. Terutama yang pascasertifikasi. Dasar hukumnya adalah Permen PAN dan RB nomor 16/2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.
”Evaluasi ini efektif 2013. Sudah ada sanksi nantinya jika guru bersertifikat tidak berkualitas,” terangnya.
Evaluasi tersebut, tegasnya, ada konsekuensi terhadap tunjangan profesi, peningkatan karir, dan jabatan fungsional guru. Rancangan sudah dibuat.
”Bagaimana instrumen mulai dari pusat melakukan TOT. Dalam Permen PAN dan yang menilai Kepsek. Tapi kalau hanya Kepsek sulit, karena tugasnya banyak. Instrumen ada observasi. Kita buat Juknis. Nanti Kepsek dibantu senior,” jelasnya.
Untuk memastikan penilaian tersebut tidak bersifat administrasi, katanya, kerangka besar ini mendrive guru tersebut bahwa tunjangan profesi baik. Tapi, tunjangan ini tidak hanya diterima tanpa perform dengan baik. ”Perform ini lagi kita siapkan,” urainya.
BPSDMP-PMP, tuturnya, sudah membuat sistem penetapan sertifikasi guru. Guru bisa update sendiri kompetensi dan kinerjanya. Gerakan ini sudah dilakukan tahun lalu. Walau, menimbulkan gejolak di lapangan.
”Jika 2 tahun tidak perform dengan baik kita kurangi jam belajar. Dengan begitu tidak akan mendapatkan tunjangan profesi. Kita balikin ke dinas ini karena tidak layak sebagai guru. Walau sertifikasi 1 kali tapi by sistem otomatis guru tidak mengantongi sertifikasi,” katanya. ***
Semoga Bermanfaat....!!!
Dapatkan juduk skripsi di www.mayaspib.blogspot.com

Rabu, 05 Oktober 2011

Tipe dan Gaya Kepribadian Manusia

Menurut Paul Gunadi (2005) kepriobadian seseorang dapat dikelompokkan kepada sejumlah tipe sebagi berikut:
  • Tipe Sanguin. Seseorang dengan tipe sangunin memiliki ciri-ciri antara lain, kuat, bersemangat, bergairah dan dapat menciptakan suasana gembira. Di sampin itu orang dengan tipe ini memiliki kelemahan yaitu cenderung impulsif, bertindak sesuai dengan emosinya atau keinginannya, sangat mudah dipemgaruhi oranglain dan kurang bisaa menguasai diri.

  • Tipe Flegmatik. Seseorang dengan tipe ini memiliki ciri-ciri: cenderung tenang, gejolak emosinya tidak tampak, dapat menguasai diri dengan baik, lebih introspektif, memikirkan ke dalam, dan mampu melihat masalah yang terjadi disekitarnya. Orang dengan tipe ini memiliki kelemahan, yaitu cenderung mengambil yang mudahnya saja dan tidak mau susah-susah, oleh karena itu mereka kurang mau berkorban dan cenderung egois.
  • Tipe Melankolik. Seseorang dengan tipe ini memiliki ciri-ciri yaitu terobsesi dengan karyanya yang paling bagus dan paling sempurna, mengerti estetika, perasaan sangat kuat dan sangat sensitif. Kelemahannya adalah sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan cenderung kehidupannya sehari-hari diwarnai perasaan murung. Oleh karena itu orang tipe ini tidak mudah terangkat, senang atau tertawa terbahak-bahak.
  • Tipe Kolerik. Orang dengan tipe ini memiliki ciri antara lain cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, mempunyai disiplin kerja tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia, bertanggung jawab dengan tugas yang dibebankan padanya. Kelemahannya ia kurang mampu merasakan perasaan orang lain dan kurang kasihan pada orang yang menderita.
  • Tipe Asertif. Orang dengan tipe ini mampu menyatakan pendapat atau ide serta gagasannya secara tegas, kritis, namun perasaannya halus sehingga tidakmenyakiti perasaan orang lain. Perileku mereka adalah berjuang mempertahankan hak sendiri, teapi tidak sampai m mengabikan apalagi mengancam orang lain. Karena ini tipe ideal, tentu tidak banyak ditemukan kelemahnnya.


Sementara itu gaya kepribadian seseorang dapat dibagi menjadi 12 tipe (Gregory; 2005), yaitu:
  • Kepribadian yang mudah menyesuaikan diri
Seseorang dengan gaya ini mudah meyesuiakan diri, karena dia memandang hidup ini sebagi perayaan dan setiap harinya sebagai pesta yang berpindah. Orang ini komunikatif, bertanggung jawab, ramah, santun dan memprhatikan perasan orang lain, jarang agresif, kompetitif dan destruktif.
  • Kepribadian yang Berambisi
Orang ini memang penuh ambisi terhadap semua hal, mereka menyambut tantangan, berkompetisi dengan senang hati dan sengaja. Kadang-kadang secara terbuka menunjukkan sikap agresif. Ia cendrung bersikap hati-hati.
  • Kepribadian yang Mempengaruhi
Orang ini menunjukkan keprcayaan diri dan berdikari serta mendekati setiap tugas dalam hidup dengan cara seksama, tuntas dan sistematis dan efisien.
  • Kepribadian yang Berprestasi
Orang ini menghendaki kesempatan untuk bermain dengan baik dan cemerlang. Jika mungkin untuk mempesonakan yang lain agar mendapatkan sambutan yang baik, kasih sanyang dan tepuk tangan orang lain, dalam hal ini berarti menerima. Mereka memandang hidup dengan selera kuat untuk melakukan hal yang menarik baginya.
  • Kepribadian yang Idealis
Orang ini melihat hidup ini dengan dua cara, yakni hidup sebagaiman nyata adanya dan hisup sebagiman aseharusnya.
  • Kepribadian yang Sabar
Orang ini memang sabar (hampir tidak pernah putus asa), ramah tamah, dan rendah hati. Mereka jarang sekali tinggi hati dan kasar. Mereka menghargai kepercayaan, kebenaran dan selalu penuh harapan.
  • Kepribadian yang Mendahului
Orang ini menjunjung tinggi kualitas. Mereka yakin bahwa dia adalah seorang manusia yang mempunyai syarat yang cukup dan akan berhasil dalam melaksanakan tugas apa mereka terima.
  • Kepribadian yang Perseptif
Orang ini cepat tanggap terhadap rasa sakit dan kekurangan baik yang dialaminya sendiri m aupun dialami orang lain, sekalipun orang itu asing bagi dirinya. Mereka biasanya bersahaja, jujur dan menyenangkan, ramah tamah dan tanggap, setia dan adil, seorang teman sejati yang persahabatannya tahan lama.
  • Kepribadian yang Peka
Orang ini suka termenung, berintrospeksi, dan sangat peka terhadap suasana jiwa dan sifat-sifatnya sendir, perasaan dan pikirannya. Dan dia juag memiliki kepekaan terhadap suasana jiwa, sifat dan pikiran orang lain.
  • Kepribadian yang Berketetapan
Orang ini menekankan pada landasan dari gaya kepribadiannya yaitu kebenaran, tanggung jawab dan kehormatan. Dalam segala hal mereka berusaha melakukan hal yang benar, bertanggung jawab, dengan demikian mereka pantas mendapt kehormatan dari keluarga, teman dan atasan.
  • Kepribadian yang Ulet
Orang ini memandang hidup sebagai suatu perjalanan atau ziarah. Setiap hari dia melangkah maju di atas jalan hidup ini dengan harapan besar mampu mampu mewujudkan harapan dan cita-citanya, sambil menguatkan keyakinannya.
  • Kepribadian yang Berhati-hati
Orang ini teliti, berhati-hati, tuntas, dan senantiasa mencoba menunaikan kewajibannya secara sosial dalam pekerjaan sebagai warga negara atau yang ada hubungan dengan masalah-masalah keuangan.

Semoga Bermanfaat...!!!

Ada masalah dengan kesehatan kunjungi kami di www.herbalzakir.blogspot.com 

Jumat, 30 September 2011

Materi TIK Kelas XII

Silahkan download aja ya......!

Materi TIK Semester I

Materi TIK Semester II

Materi TIK Kelas XI

Materi TIK Kelas X

Langsung download saja ya meterinya

TIK Semester I

TIK Semester II

Rabu, 28 September 2011

Peran Guru dalam Memberantas Korupsi, Kemiskinan dan Kekerasan Pelajar di Indoensia


Ada sebuah pertanyaan besar dalam diri ini. Apa dan bagaimana Peran Guru dalam Memberantas Korupsi, Kemiskinan, dan Kekerasan Pelajar di Indonesia? Sebuah pertanyaan yang saya coba jawab dengan sangat sederhana saja. GURU HARUS BERUBAH. Guru akan memiliki peran penting dalam memberantas korupsi, kemiskinan, dan kekerasan pelajar di Indonesia bila guru mau berubah. Guru mau peduli, dan berinstrospeksi diri untuk mereformasi dirinya sehingga mampu memberikanketeladanan.
Korupsi, kemiskinan, dan kekerasan itu harus sirna dalam diri seorang guru. Guru harus mampu memperkaya diri dengan banyak membaca, menulis, meneliti, dan mempublikasikan hasil karyanya melalui media massa. Dengan begitu, guru memiliki kemampuan atau skill yang dapat dibanggakan. Persoalannya adalah, mampukah guru melakukannya?


Cegah Korupsi.
Korupsi dapat diberantas dan dicegah manakala guru mampu menanamkan kejujuran di sekolah. Kejujuran menjadi barang langka di negeri ini. Kejujuran harus dilatih dan terus dikembangkan dalam sekolah-sekolah kita. Pendidikan karakter harus berjalan dengan baik, dimana sekolah tidak hanya berorientasi kepada kecerdasan otak saja, tetapi juga watak.
Korupsi terjadi karena karakter yang lemah. Karakter yang lemah inilah yang membuat akhirnya manusia menjadi tidak jujur. Bila dari bangku sekolah guru sudah menanamkan kejujuran dalam berbagai bentuk kegiatan di sekolah, maka ketika peserta didik terus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, kejujuran tetap menjadi panglimanya.
Masalahnya adalah saat ini kita masih melihat banyak guru yang belum jujur kepada dirinya sendiri. Masih banyak guru yang belum mampu memberikan keteladanan. Bagaimana mungkin korupsi akan diberantas bila gurunya saja masih korupsi? Korupsi waktu dalam mengajar, dan korupsi dalam bentuk lainnya seperti melakukan plagiasi karya tulis ilmiahnya agar bisa naik pangkat. Masih banyak guru yang melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) asal-asalan, dan seringkali menjiplak hasil karya orang lain. Tak heran, bila guru seperti itu melahirkan peserta didik yang senang menyontek, dan malas berpikir secara ilmiah.
Berantas korupsi harus dimulai dari guru itu sendiri. Cegah korupsi dapat dilakukan bila guru menyadari bahwa korupsi itu adalah penyakit yang dapat hinggap kepada siapa saja. Bila guru telah mampu memberikan contoh dan teladan yang baik, maka akan mampu mengajak peserta didiknya untuk mampu berbuat jujur. Ketika kejujuran telah tertanamkan dengan baik di sekolah, maka berantas korupsi bukan hanya slogan belaka, tetapi telah menjadi tindakan nyata untuk segera diberantas sampai ke akar-akarnya.
Sebenarnya, peran guru dalam memberantas korupsi itu dimulai dari penanaman nilai budi pekerti pada siswa sejak dini. Kalo semua guru sejak SD sampai SLTA bahkan dosen mempunyai keseragaman penanaman budi pekerti anti korupsi, maka negara akan bebas dari korupsi. Sedangkan kalau memberantas secara langsung itu telah menjadi tugas pemerintah serta perangkat hukumnya. Tugas guru di sekolah memberikan pemahaman bahwa korupsi itu merugikan diri dan orang lain.
Peran guru di sekolah  jelas sangat penting dalam pemberantasan korupsi agar jangan ada lagi Nazarudin dan Gayus Tambunan baru yang menjadi tersangka kasus korupsi. Kita memang menyadari, korupsi di negeri ini tidak dilakukan orang per orang, melainkan sudah masuk ke dalam sistem secara berjamaah.
Peran guru adalah menanamkan kejujuran dari sejak dini agar kelak ketika mereka dewasa dan memegang amanah kekuasaan dapat tetap mempertahankan kejujuran. Inilah pentingnya pendidikan karakter ditanamkan dalam sekolah-sekolah kita dengan berbagai bentuk kegiatan. Di situlah guru dituntut kreatif dalam mengintegrasikan imtak dan iptek agar selaras dengan tujuan pendidikan. Namun demikian, peran orang tua dalam keluarga juga memiliki peranan penting dalam menanamkan kejujuran kepada para putra-putrinya.
Korupsi jelas perbuatan tercela yang harus disingkirkan. Namun untuk memberantasnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas, dan saling bekerjasama di antara sesama guru itu sendiri. Adanya kolaborasi yang cantik antar sesama guru akan menjadi pemicu yang tepat sehingga peserta didik yakin dan percaya bahwa korupsi adalah penyakit manusia yang harus dihindari, dan sebisa mungkin untuk dilawannya dengan kekuatan moral dan ajaran agama yang benar.
Dalam wawancara melalui pesan di facebook, mbak Linda djalil (mantan wartawan senior tempo) menuliskan:
Guru mengajar di sekolah, modal utama adalah HATI. Hati apa? Hati nurani yang muncul dari dasar nurani yang jernih. Seorang guru janganlah bermotivasi hanya melulu menginginkan anak didiknya pintar. Pintar buku tidak sama dengan pintar hati. Dan jangan pula andaikan seorang guru matematika hanya selalu mengajarkan matematika di depan kelasnya. Sesekali ia selipkan MORAL dalam satu dua menit waktu pengajarannya. Moral kejujuran, moral untuk mengetahui mana yang patut dan mana yang tidak. Jangan selalu menganggap hanya tugas guru agama saja.
Lalu, sesekali guru harus menyentil muridnya dengan anekdot-anekdot pendek dan penuh humor. Semua tentang MORAL. Yang paling sederhana, misalkan seorang guru bertanya, siapa yang suka pinjam mobil pamannya, motor teman, atau jeans teman, atau jam tangan teman, atau bolpoint teman? Guru harus mengatakan; JANGAN DIBIASAKAN yaaaaaa…. itu tidak baik. Meminjam-minjam barang orang hanya karena untuk gaya-gayaan, untuk penampilan yang keren…, itu MEMALUKAN dan bisa jadi kebiasaan buruk. Dalam hidup ini kita harus membiasakan hidup apa adanya semampu kita. Tidak perlu tong kosong nyaring bunyinya, besar pasak daripada tiang, sehingga ‘tergiur’ untuk meminjam-minjam barang orang lain — kecuali kalau keadaan terdesak untuk bayar RS, beli obat, makan sehari-hari yang sangat minim.

Dari konsumtif semacam itu, akan timbul hasrat yang lebih besar yaitu kebutuhan akan barang mewah — padahal kantong tak mampu. Lalu, tentu akan mencari segala upaya agar semua bisa terpenuhi. Caranya dengan pura-pura minjam uang orang tapi pura-pura lupa juga untuk kembalikan pinjaman itu. Kalau soal tidak mengembalikan uang / hak orang dari yang kecil-kecil, seterusnya di hari kemudian menjadi borok yang seram…. lihat saja contoh bagaimana kasus BLBI, orang yang ngemplang duit rakyat dari bank-bank pemerintah. Mereka tidak peduli dengan kepedihan kemiskinan rakyat asalkan mereka bisa hidup mewah bahkan masih mampu membeli privat jet dan punya apartemen di Swiss yang hebat…

Orang-orang ini adalah orang-orang pintar di sekolahnya dulu, tapi hanya kepintaran ‘dari buku’ yang didapat, bukan kepintaran Tahan Malu maupun moral yang jernih.
Seorang guru hendaknya berulang-ulang menyisipkan pengajaran-pengajaran seperti ini di depan murid-muridnya, sehingga mau tak mau ‘pesan’ itu akan sampai ke hati mereka. Sebaliknya, si guru juga harus memberikan contoh yang baik. Banyak sekali sekarang guru yang dapat dibeli dengan mudah oleh para orang tua. Ada yang punya motor baru hadiah dari orang tua murid, ada yang diam-diam terima amplop dsb agar anak diluluskan, diberi nilai tinggi, atau secara tersirat diberi ‘bocoran’ bahan ulangan.
Semua berpulang pada si guru itu sendiri. Maka itu dari awal saya bilang, semua diawali dari si guru itu sendiri. Hal-hal kecil untuk menghindari sifat korup adalah, bila ada sekelompok pertemanan mengadakan iuran untuk kegiatan tertentu atau membeli barang tertentu. Lalu seseorang licik tidak bayar iuran dan biaya dibebankan kepada para anggota lain. Nah, ini adalah suatu bentuk kecurangan tersendiri dalam skala kecil yang akhirnya nanti di masa dewasa/ tua menjadi kebiasaan, dan menganggap hal semacam itu sah-sah saja.


Entaskan Kemiskinan
Kemiskinan dapat diberantas bila kita saling berbagi dan bekerjasama dalam mewujudkannya. Masalahnya adalah sifat egoisme dan mau menang sendiri menjadi sumbatan terbesar dalam mengentaskan kemiskinan. Di sinilah peran guru dalam menanamkan rasa empati kepada sesama. Para peserta didik diarahkan untuk mampu berempati kepada sesama. Terutama kepada mereka yang sedang berada dalam roda kemiskinan.
Kemiskinan terjadi karena berbagai faktor. Mulai dari faktor keturunan sampai nasib yang membawanya miskin. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Peran guru di dalam kemiskinan ini adalah mengajak para siswanya untuk menjadi orang pandai dan pintar serta memiliki keterampilan atau kecakapan hidup yang membuat dirinya tidak menjadi miskin. Itulah pentingnya sekolah agar anak-anak mau belajar dan mengenyam pendidikan dasar. Dari pendidikan dasar inilah anak akan mengembangkan potensi dan kemampuannya dalam menyalurkan minat dan bakatnya. Ketika guru mampu mengembangkan potensi unik siswa, maka peserta didik akan mampu membawa dirinya untuk mengentaskan kemiskinan.
Mbak Linda djalil (mantan wartawan senior tempo) juga menuliskan:
Guru cukup memberikan ketrampilan hidup bagi murid-muridnya. Guru tidak perlu ikut menyumbang uang, materi dlsb kepada murid karena hidup guru sendiri penuh perjuangan, bukan?
Misalnya, omjay adalah guru panutan bagi anak-anak yang tidak mampu misalnya. Omjay bisa menganjurkan, memberi semangat agar anak-anak menulis di Kompasiana salah satunya.. Manfaat lagi dari ngeblog-ngeblog nantinya dapat juara pada lomba-lomba seperti yang juga anda lakukan sekarang ini.
Anak-anak di seputar lingkungan guru, baik itu di kelas maupun antar tetangga, bisa dianjurkan sesuai dengan keahlian masing-masing, anak yg kurang mampu secara finansial dibujuk untuk mengembangkan keahliannya. Yang pintar melukis dorong mereka untuk melakukannya, datangi majalah-majalah yang kini banyak tersebar , jadi ilustrator honorer…yang pintar nulis bujuk mereka bikin reportase atau fiksi bentuk puisi, cerpen, kirim ke berbagai penerbitan … ajarkan kepada mereka tidak boleh putus asa oleh sebuah penolakan. harus gigih dan tekun. yang pintar menjahit, lakukanlah sebagai usaha sambilan.
Kebanyakan orang Indonesia bilang, ‘tidak ada waktu’ untuk kegiatan-kegiatan ekstra. itu semua omong kosong. saya dulu kuliah dari pukul 8 pagi sampai pukul 1 siang, ngabur ke TEMPO bekerja sebagai wartawan ( usia waktu itu masih 18 !), sampai jam 9 malam. begitu tiap hari. sampai rumah bikin paper, belajar sampai pukul 1 malam, tidur sekian jam besoknya sudah kuliah lagi. semua ringan-ringan saja dilakukan. uang saya waktu itu cukup banyak karena TEMPO membayar dengan layak. teman-teman yang masih nyadong, nodong uang ortu, saya anggap ‘remeh ‘ ketika itu karena saya bisa mandiri meski kecil-kecilan. mereka waktunya cukup untuk kongkow-kongkow, pacaran, buang-buang waktu, tapi saya kerja keras lari terbirit-birit tiap hari. toh hasil di UI juga bagus, paper-paper diberi angka tinggi oleh dosen , lebih tinggi dari anak-anak yang hanya hidupnya kuliah saja.
ini adalah salah satu pengentasan kemiskinan… untuk anak-anak dari golongan tidak mampu sebaiknya lebih jeli dan cermat, jangan lalai oleh keadaan dan santai-santai. pelajaran yang diperoleh dari sekolah bisa dibarengi dengan praktek di luar sekolah. misalnya saya dulu SMP SMA diajari bikin cerpen puisi di sekolah…ya saya praktekan dong untuk bikin sendiri dan kirim ke media-media.
katakan kepada murid, jangan hanya mengandalkan IJAZAH — sebab selembar kertas itu tiada artinya…
sekedar diketahui, majalah Femina yang raksasa saja, tidak pernah mengandalkan angka tinggi dalam ijazah para pelamarnya. tapi personaliti, kepribadian tampil pede, kegesitan, bahasa tubuh, bahasa asing yang dikuasai, dan efisiensi kerja yg paling diutamakan.
banyak anak miskin menjadi kaya karena kegigihannya . bukan karena sekedar prestasi di sekolahnya dan angka2 tinggi di lembaran rapor serta ijazahnya.


Hilangkan Kekerasan
Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti binatang dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman terhadap binatang. Istilah “kekerasan” juga mengandung kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda biasanya dianggap masalah kecil dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.
salah satu murid saya berpendapat, kekerasan kalau dihilangkan sepertinya tidak mungkin, dikarenakan untuk usia sekarang kita masih labil. emosi dan amarah kita masih tidak bisa dikontrol. tapi kalau dicegah kita bisa mengadakan mungkin, program konseling, komunikasi dua arah yang terbuka.
Selain itu kekerasan tidak akan pernah hilang dari sekolah manakala guru tidak pernah mengajarkan kasih sayang kepada sesama. Guru harus mampu menanamkan itu dalam muatan imtak dalam setiap materi pembelajarannya.
Mbak Linda Jalil menambahkan dalam pesan di facebooknya kepada saya,
kasih sayang… itulah peran guru, dalam mengajar jangan marah melulu dan sok jaim… tapi penuh diselingi humor, menyentuh hati anakanak… sembari sesekali bilang, kalau tidak disengaja ada orang menyenggol, masa’ mau gebug balik? hasilnya bisa ribut, tawuran, dan tewas. padahal hanya karena masalah sepele. coba mulai belajar mendekatkan diri kepada orang secara pribadi… coba lihat berbagai kepala negara di seluruh dunia… sebisa mungkin mereka ada pendekatan diplomatis sehingga menghindari perang….
kalau tawuran sebetulnya apa sih gara-garanya? hanya karena gengsi, tersinggung dll yang sebetulnya tidak perlu.. mending enerji kalian dipakai utk ‘perang’ demo melawan koruptor… penjahat.. jadi pemuda-pemuda bersatu bukan malah saling gontok…dalam hati kalian maunya apa sih? merah putih kan? nah, persatukan semangat merah putih kalian utk saling bantu….
Semoga bermanfaat...!!!
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com 

Senin, 12 September 2011

Pembelajaran Inkuiri

A. Konsep Dasar
Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembekajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini sering juga dinamakan pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan:.
Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.
B. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri   memiliki beberapa ciri, di antaranya:
Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar,  tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
C. Prinsip-Prinsip  Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:
  1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
  2. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
  3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran  ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang  dipelajarinya.
  4. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
  5. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
D.  Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadap masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah.
  2. Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis.
  3. Menguji jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit peristiwa, terdiri dari : mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c) analisis data, terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.
  4. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan
  5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi
E, Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena  memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
  1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,  sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
  2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
  3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
  4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
  1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
  2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
  3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
  4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka  strategi  ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.
=================
Sajian materi Pembelajaran Inkuiri dalam bentuk tayangan Power Point  bisa Anda  unduh dalam tautan ini: Pembelajaran Inkuiri .